Senin, 14 Maret 2011

Kekerasan dalam Pacaran

Kekerasan Dalam Pacaran

(Ilmu Budaya Dasar)



Kekerasan dalam pacaran? Yang bener tuh? Mau ngalahin KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) ya? Mungkin judul yang ada terdengar aneh. Tapi penulis memang memilih judul ini untuk menyampaikan informasi pada pembaca tentang kekerasan dalam pacaran.

Siapa sih yang gak kenal kata pacaran? Sekarang ini kata pacaran sudah dapat dimengerti oleh kalangan masyarakat, bahkan oleh anak-anak usia TK. Ya informasi tentang pacaran itu mereka dapat dari media televisi yang sering mereka tonton. Banyak dampak yang muncul dari informasi ini, kebanyakan ya berdampak buruk. Khususnya kepada mereka yang memang belum cukup umur untuk menjalin pacaran. Akhirnya malah menjerumuskan mereka kapada sex bebas. Selain itu banyak juga terjadi kasus-kasus penganiayaan terhadap pasangannya sendiri. Kasus ini kebanyakan dialami oleh kaum wanita.

Sebenarnya kasus kekerasan dalam pacaran sangat banyak, hanya saja kasus ini tidak pernah terdengar sampai ke masyarakat. Kekerasan dalam pacaran itu bisa dalam bentuk bermacam-macam seperti: pemaksaan, pemerasan, penganiayaan dan masih banyak lagi. Kekerasan dalam pacaran terjadi karena beberapa sebab seperti: pasangan yang memang pacaran hanya untuk menyalurkan nafsu saja, dari sifat pasangan yang memang tempramental yang suka memarahi pasangannya hanya karena hal-hal kecil dan masih banyak lagi penyebab kekerasan dalam pacaran itu.

Jadi jika anda mengalami kasus-kasus kekerasan dalam pacaran cara efektifnya adalah jangan takut untuk berkata tidak, berceita lah kepada orang tua tentang masalah yang dihadapi, bercerita dan mintalah pendapat dari teman atau sahabat dan janga takut untuk melaporkan ke pihak berwajib jika pasangan anda melakukan kekerasan dalam pacaran.

Sabtu, 05 Maret 2011

Kemajuan Telekomunikasi

Kemajuan Telekomunikasi

(Nilai-nilai yang berkaitan dengan kemajuan teknologi)

“Halo Rani, apa kabar? Gimana kuliah kamu di Jogja? Kami di Jakarta rindu sama kamu”. Kalimat di atas mungkin masih sering kita temukan pada tahun 90-an dalam sebuah surat yang biasa di kirimkan oleh teman ataupun keluarga. Ya, ntuk menjalin silaturahmi kepada teman ataupun saudara yang berjauhan kita harus mengirim surat kemereka, dan itu pun harus menunggu beberapa hari hingga surat itu sampai kepada yang dituju.

Nah ada lagi media yang lumayan praktis yang muncul pada tahun 90-an juga, yaitu “Pager”. Ya, “Pager” bukannya pager yang ini . Pager yang dimaksud yaitu alat telekomunikasi pribadi untuk menyampaikan dan menerima pesan pendek. Pager merupakan radio panggil numerik satu arah hanya dapat menerima pesan yang terdiri dari beberapa digit saja, layaknya sebuah telepon genggam yang digunakan penggunanya untuk mengirim pesan (sms). Cuma untuk proses penggunaannya tidak se-praktis seperti halnya pesan sms yang sekarang kita kenal. Ya, untuk mengirim pesan ke Pager yang dituju kita harus menelpon ke operator layanan Pager si pemilik untuk menyebutkan isi pesan dan nomor tujuan si pemilik Pager.

Bisa dibayangkan bagaimana repotnya untuk mengirimkan kabar ke orang lain pada waktu itu. Di bandingkan sekarang ini, kita dapat mengirimkan pesan singkat (sms), pesan multimedia (mms) bahkan akses internet hanya dengan menggunakan telepon genggam (handphone). Sebuah perekembangan pasti mempunyai dampak yang baik maupun yang buruk. Dampak baiknya adalah adanya kemudahan komunikasi yang diperoleh tanpa ada halangan jarak, sedangkan dampak buruknya adalah banyaknya penipuan ataupun kejahatan melalui media ponsel dan menurunnya nilai silaturahmi.